Wednesday, August 8, 2018

EPISIOTOMI DENGAN ANESTESI LOKAL

INGAT!!! EPISIOTOMI BISA DIPERTIMBANGKAN HANYA PADA KASUS-KASUS:

1. Gawat janin
2. Persalinan pervaginam dengan penyulit (sungsang,distosia bahu,ekstraksi forceps,ektraksi vakum)
3. Jaringan parut pada perineum atau vagina yang menghalangi kemajuan persalinan
 PERSIAPAN

  • Pertimbangkan indikasi-indikasi untuk melakukan episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi tersebut penting untuk keselamatan ibu dan/atau bayi
  • Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
  • Gunakan teknik aseptik setiap saat. Cuci tangan dan pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
  • Jelaskan pada ibu mengapa ia memerlukan episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu. berikan alasan rasional pada ibu
  MEMBERIKAN ANESTESI LOKAL 
Berikan anestesi lokal secara dini agar obat tersebut memiliki cukup waktu untuk memberikan efek sebelum episiotomi dilakukan. Episiotomi adalah tindakan yang menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anestesia lokal adalah bagian dari asuhan sayang ibu.

  1. Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu dia untuk merasa rileks
  2. hisap 10ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung suntik steril ukuran 10ml (tabung suntik lebih besar boleh digunakan,jika diperlukan). Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian cairan garam fisiologis atau air steril
  3. Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4cm (jarum yang lebih panjang boleh digunakan)
  4. Letakan dua jari ke dalam vagina diantara kepala bayi dan perineum 
  5. Masukkan jarum di tengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang akan di episiotomi
  6. Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke dalam tabung suntik, jangan suntikkan lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan tusukkan kembali. Alasan : Ibu bisa mengalami kejang dan bisa mengalami kematian jika lidokain disuntikan ke dalam pembuluh darah 
  7. Tarik jarum perlahan sambil menyuntikkan maksimum 10ml lidokain
  8. Tarik jarum bila sudah kembali ketitik asal jarum suntik ditusukkan. Kulit melembung karena anestesia bisa terlihat dan dipalpasi pada perienum di sepanjang garis yang akan dilakukan episiotomi.
  PROSEDUR

  1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4cm kepala bayi sudah terlihat pada saat ada kontraksi. Alasan : Melakukan episiotomi akan menyebabkan perdarahan, jangan melakukannya terlalu dini
  2. Masukan dua jari ke dalam vagina diantara kepala bayi dan perineum. Kedua jari agak diregangkan dan berikan sedikit tekanan lembut ke arah luar pada perineum sehingga membuatnya lebih mudah di episiotomi.
  3. Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan gunting di tengah-tengah fourchette posterior dan gunting mengarah ke sudut yang diinginkan untuk melakukan episiotomi mediolateral (jika anda bukan kidal, episiotomi mediolateral yang dilakukan di sisi kiri lebih mudah dijahit ). Pastikan untuk melakukan palpasi/ menghindari sfingter.
  4. Gunting perineum sekitar 3-4cm dengan arah mediolateral menggunakan satu atau dua guntingan yang mantap . Hindari "menggunting" jaringan sedikit demi sedikit karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan menyulitkan penjahitan dan waktu penyembuhannya lebih lama.
  5. Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3cm ke dalam vagina
  6. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan dilapisi kain atau kassa disinfeksi tingkat tinggi atau steril diantar kontraksi untuk membantu mengurangi perdarahan
  7. Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk mencegah perluasan episiotomi
  8. Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi, perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi tambahan.

Sumber : JNPK-KR.2008."Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir" (hal:171-173). Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SEMOGA BERMANFAAT   

No comments:

Post a Comment