Saturday, March 5, 2022

Obat-obatan Apa Saja yang Aman dan Tidak untuk dikonsumsi Ibu Hamil

 Selama kehamilan banyak hal yang membuat kita berpikir bahwa kita membutuhkan obat, tapi apakah kita pernah berpikir bahwa obat2an bisa saja mengalir juga melalui plasenta dan terserap ke janin.. Wah, berarti ibu hamil harus tau nih obat2an apa saja yang aman dan tidak untuk dikonsumsi saat kehamilan selain vitamin atau suplemen wajib yaa seperti asam folat, zat besi, vitamin C dan kalsium

Sebetulnya, ibu hamil itu disarankan untuk menghindari konsumsi obat apapun jika memungkinkan. Jika memang kita membutuhkan obat, kita bisa terlebih dahulu konsultasi kepada dokter atau bidan atau menanyakan kepada apoteker mengenai obat-obat bebas. Nah sekarang kita bahas yuk jenis2 obatnya

1. Antiemetik: untuk ibu hamil dengan morning sickness yang berat atau hiperemesis, yaitu keadaan mual muntah yang sudah mengganggu kenyamanan sampai ibu hamil tidak dapat beraktifitas seperti biasa, obat antiemetik mungkin disarankan. Dokter atau bidan akan merekomendasikan antiemetik yang aman untuk dikonsumsi selama hamil. 

2. Antihistamin: sebagian besar dari obat jenis ini harus dihindari saat hamil. Jika ibu hamil mengalami alergi, hal yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari pemicu dan alergen penyebab alergi, atau bicarakan dengan dokter mengenai obat-obat yang aman untuk ibu hamil. 

3. Penghilang nyeri: karena perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil terkadang membuat ketidaknyamanan terjadi, tentunya ada beberapa yang terasa nyeri. Selagi penanganan secara alami seperti pijatan relaksasi pada bagian yang nyeri atau berendam air hangat untuk merelaksasi otot punggung, tidak juga mengurangi rasa nyeri, maka obat paracetamol dianggap aman untuk penggunaan jangka pendek saat hamil, walaupun sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Ibuprofen dan aspirin tidak direkomendasikan (kecuali secara khusus diresepkan oleh dokter ). 

4. Antibiotik: selama hamil ada beberapa antibiotik yang aman dikonsumsi. Adapun antibiotik yang harus dihindari saat kehamilan : tetrasiklin dapat memengaruhi perkembangan tulang dan gigi bayi serta dapat menyebabkan perubahan warna gigi, streptomisin dapat menyebabkan kerusakan pada telinga janin yang sedang berkembang dan menyebabkan ketulian sehingga harus dihindari selama kehamilan, sulfonamid dapat menyebabkan penyakit kuning ( jaundice) atau hiperbilirubin pada bayi dan sebaiknya tidak diberikan selama hamil. 

5. Laksatif: sembelit dapat terjadi saat kehamilan karena pengaruh hormon progesteron yang memperlambat kerja peristaltik usus. Jika anda mengalami sembelit, pertama yang bisa dilakukan adalah diet alami, seperti banyak mengkonsumsi serat dan hidrasi lebih banyak atau banyak minum. Jika hal tersebut belum juga menjadi solusi bagi sembelit anda, maka laksatif yang dijual bebas aman dikonsumsi selama hamil. Jenis yang mengandung penggumpal (bulking agent) adalah yang terbaik. 

6. Antasida: pada trimester tiga kehamilan tidak sedikit ibu hamil mengalami ketidaknyamanan nyeri ulu hati akibat tekanan janin pada lambung. Antasida umumnya aman dikonsumsi namun hindari natrium bikarbonat karenan natrium diserap ke dalam aliran darah. 

7. Diuretik: obat ini harus dihindari. Jika anda mengalami pembengkakan tiba2 di daerah wajah, tangan atau kaki, anda harus menghubungi dokter atau bidan, karena ini merupakan salah satu tanda pre-eklampsia. 

8. Obat batuk dan flu : oleh karena obat-obatan ini seringkali mengandung berbagai macam zat, yang dapat mencakup antihistamin dan dekongestan lain yang harus dihindari saat hamil, maka periksalah label secara cermat dan tanyakan kepada dokter atau ahli farmasi sebelum mengkonsumsi obat semacam itu. Cobalah pengobatan alami, misalnya dengan menghirup uap panas, sebelum menggunakan obat-obatan, atau minumlah paracetamol dalam jangka pendek. Saat terjadi influenza, kita bisa meningkatkan imun kita dengan lebih banyak konsumsi buat yang tinggi kandungan vitamin C. 

9. Steroid : steroid anabolik sebaiknya tidak digunakan selama hamil. Cukup aman untuk menggunakan krim steroid ringan jangka pendek untuk eksim, namun hindari penggunaan pada area yang luas. Inhaler asma yang berisi steroid aman digunakan, demikian pula steroid yang diresepkan untuk kondisi lainnya oleh dokter yang tahu bahwa anda sedang hamil. 

Mengenal Tanda- tanda Ovulasi (Masa Subur)

 Assalamualaikum semuanya.. Alhamdulillahsetelah sekian purnama aku bisa balik lagi niih isi blog.. alhamdulillah sekali kita bersyukur masih diberi kesehatan dan usia sampai detik ini yang mana dunia saat ini sedang tidak baik2 saja.. Pandemi yang berakhir endemi saat ini banyak mempengaruhi kehidupan kita, tidak sedikit yang masih berjuang untuk menstabilkan hidupnya baik dari segi kesehatan sampai finansial.. 

Teman-teman semua.. walau saat ini kondisi kita tidak baik-baik saja, bismillah.. kita harus selalu ingat bahwa Alloh bersama kita.. Kita yakin pertolongan Alloh itu sangat dekat.. Oke

Nah buat ngisi waktu senggang kita, yuk kita sama-sama belajar lagi. Sekarang kita bahas tentang tanda-tanda ovulasi.., sebelumnya apa semua sudah tau apa itu ovulasi..? Ovulasi adalah periode atau masa dimana produksi ovum (sel telur) matang oleh ovarium atau biasa kita sebut masa subur ya teman. Nah jadi ovulasi ini terjadi ketika sebuah sel telur atau ovum, dilepaskan dari ovarium (indung telur). Nah apa sih pentingnya tau tanda-tanda ovulasi.. Salah satunya agar kita lebih efektif saat berencana memiliki momongan.. Kita bisa memanfaatkan masa subur kita agar kehamilan dapat terjadi.. 

Agar kehamilan terjadi, sperma harus bertemu dan membuahi sel telur, dan embrio yang dihasilkan harus tertanam (terimlantasi) di dalam dinding rahim (uterus). Yuk kita cermati beberapa tanda ovulasi dibawah ini ;

1. Adanya perubahan cairan serviks (leher rahim) dari sedikit atau kental dan keruh menjadi bening, menyerupai jeli, elastis dan banyak

2. Suhu tubuh kita meningkat. Perubahan suhu dasar kita dapat menandakan ovulasi, segera setelah ovulasi, suhu tubuh kita akan naik antara 0,3- 0,9°C 

3. Muncul perdarahan atau flek di tengah siklus atau pada fase ovulatorius diduga akibat penurunan estrogen secara tiba-tiba yang terjadi saat ovulasi

4. Nyeri setempat, bisa nyeri di payudara juga bisa nyeri di daerah perut bagian bawah kanan atau kiri

5. Pembengkakan vulva sebelum ovulasi, khususnya pada sisi yang berovulasi

Ada satu lagi nii, masa subur atau ovulasi bisa terjadi di hari ke 14 setelah hari pertama haid terakhir yaaa

Jadi begitu teman2.., untuk yang berencana memiliki momongan, semoga bermanfaat! Jangan lupa selalu libatkan Alloh dalam setiap langkah kita.. dan semoga kita selalu dalam lindungan Alloh SWT

Sebelumnya terimakasih untuk yang sudah baca blog aku.. Next kita bahas apaaa yaaa

Wassalamualaikum wr wb... 

Bd. Mala